Skip to main content

Featured

Part 1 Caregiver Life: Indera Ke-6 Mamiku

Sekitar pertengahan Juli kami mendengar kabar yang kurang menyenangkan. Izinkan aku memulai cerita dari sehari sebelumnya, waktu itu mamiku bilang ke aku dengan wajah serius, "Nik, oma Ewet tuh kondisinya yak apa?" "Ya gitu deh, hasil lab masih belum keluar," jawabku. "Kenapa Oma?" aku tanya balik ke mami, karena merasa heran, tumben dia nanya kondisi besannya. "Tadi malam mami mimpi lihat oma Ewet di-make up cantik sekali, rambutnya pakai kayak bunga-bunga gitu. Trus ada keluarganya kumpul-kumpul semua, mami bantu jaga anak-anak kecil keluarganya oma Ewet," kata mami serius. "Wah, kita doakan aja semoga gak ada apa-apa," kataku mulai kawatir. "Iya," sahut mami, lalu kami pun melanjutkan kesibukan kami masing-masing. Mami tuh ibu kandungku, dia tinggal bersamaku. Dia termasuk orang dengan sixth sense. Sudah banyak firasat yang dia dapat itu terbukti benar. Dulu ketika aku hamil, dia tahu duluan sebelum aku kasi tahu, setelah d

Gelitik Pagi Hari : Rombeng Komputer

Tadi pagi saya memanggil tukang rombeng, karena sebelumnya sudah dititipin suami untuk merombeng (=meloak) sebuah CPU komputer yang sudah rusak.

"Buk, saya mau rombeng ini," kata saya sambil nunjuk ke CPU tadi. CPU ini komplit dengan motherboardnya.

"Berapa Buk?" tanya saya.

"Oo... cuma kotaknya saja ya... kalau kotaknya saja ya Rp. 15.000 saja Buk, tapi kalau lengkap ada komputernya ya bisa Rp. 110.000 walaupun rusak," kata tukang rombeng.

Sampai batas ini sebetulnya saya tidak tahu apakah box CPU itu ada motherboardnya. Mendengar perkataan tukang rombeng itu saya pikir: jangan-jangan ini kotak ada isinya. Saya lalu cek bagian belakangnya... nah betul ada motherboardnya. Asyiiiik... bisa dapet duit lumayan niy...

"Ini ada komputernya Buk, ini dibelakang ini ada colokan-colokan warna-warni, ini tandanya kalau didalamnya isinya komplit, bisa dipakai," saya berusaha menjelaskan.

"Sebentar Buk," lanjut saya sambil bergegas masuk, karena ingin crosscheck dengan suami bahwa ini CPU memang tidak rusak. Nah ternyata benar, CPU ini tidak rusak, hanya ada bagian yang sobek tapi masih bisa dipakai.

"Iya Buk, ini tidak rusak, bisa dipakai. Jadi Rp. 110.000 ya..." kata saya.

"Wah kalau gini tidak bisa Buk, ini cuma Rp. 20.000 saja karena tidak ada komputernya."

Saya melongo, "Lho, ini kan ada Buk, komplit dan bisa dipakai."

"Iya, tapi kalau gini cuma Rp. 20.000 saja, karena tidak ada komputernya," si tukang rombeng tetep ngotot, tapi yang kali ini sambil memperagakan apa yang dia maksud dengan "komputer".

Daaan... OMG... yang dia maksud adalah monitor!! Ampun dey... jadi kalau ada monitornya walaupun rusak dia hargai Rp. 110.000....

Haduuuh... ini niy yang namanya kesenjangan pengetahuan dan bahasa, ketika si monitor dianggap lebih menarik daripada CPU!!

Lanjut si tukang rombeng : "Apalagi kalau ada yang kotak kecil itu bisa lebih mahal. Bisa Rp. 120.000..."

Kali ini yang dimaksud adalah keyboard komputer yang kalau beli baru pakai duit Rp. 25.000 aja sudah dapet!!

Hahahahaaaa.... jadi inilah humor dari keluarga kami pagi ini. Dipersembahkan oleh saya dan sahabat saya si ibu tukang rombeng.

Akhirnya si CPU saya lepas dengan Rp. 20.000 saja.


*Rombeng = Loak

Comments

Popular Posts