Skip to main content

Featured

Part 1 Caregiver Life: Indera Ke-6 Mamiku

Sekitar pertengahan Juli kami mendengar kabar yang kurang menyenangkan. Izinkan aku memulai cerita dari sehari sebelumnya, waktu itu mamiku bilang ke aku dengan wajah serius, "Nik, oma Ewet tuh kondisinya yak apa?" "Ya gitu deh, hasil lab masih belum keluar," jawabku. "Kenapa Oma?" aku tanya balik ke mami, karena merasa heran, tumben dia nanya kondisi besannya. "Tadi malam mami mimpi lihat oma Ewet di-make up cantik sekali, rambutnya pakai kayak bunga-bunga gitu. Trus ada keluarganya kumpul-kumpul semua, mami bantu jaga anak-anak kecil keluarganya oma Ewet," kata mami serius. "Wah, kita doakan aja semoga gak ada apa-apa," kataku mulai kawatir. "Iya," sahut mami, lalu kami pun melanjutkan kesibukan kami masing-masing. Mami tuh ibu kandungku, dia tinggal bersamaku. Dia termasuk orang dengan sixth sense. Sudah banyak firasat yang dia dapat itu terbukti benar. Dulu ketika aku hamil, dia tahu duluan sebelum aku kasi tahu, setelah d

Kenyataan Bicara Lain.... Dari Intip-intip Newsfeed Facebook

Seringkali aku berpikir, "Nora tetangga depan rumahku, hidupnya nyaman, rumahnya asoy geboy, pembantunya banyak, mau belanja duit selalu ada. Aku aja yg hidup pas-pasan gini sudah ngerasa nyaman... Apalagi dia..!"

Eh bukannya aku gak bersyukur dengan hidupku, aku hanya membayangkan kenikmatan hidup Nora.

Apalagi Nelli yang rumahnya di ujung blok sana. Suaminya kerja di rumah. Kemana-mana runtang-runtung barengan. Pergi urusan kerjaan, trus makan siang barengan... Enak tho! Aku aja yg ketemu suami mulai jam 5 sore sampai jam 7 pagi aja sudah sangat senang. Dia pulang kami berpelukan, setelah mandi dan makan malam kami berpelukan lagi di kasur sambil nonton tingkah pola anak. Wah kalau suamiku kerja di rumah bisa gituan hampir 24 jam dong!

Sampai suatu hari, ketika aku buka facebookku... Di HOME, di tempat kumpulan newsfeed. Aku baca status Nora dan Nelli. Oh noooo... Ternyata Nora pusing tujuh keliling karena anaknya suka caper (cari perhatian). Dia juga merasa jengkel dengan dua dari tiga pembantunya, tapi merasa tak berdaya untuk memecat, karena dia tak bisa mengerjakan pekerjaan rumahnya sendiri.

Lho, aku kira dia bahagia, aku kira hidupnya sempurna. Sementara itu aku di sini, sedang bikin status : "Capek abis bersih-bersih rumah, sekarang waktunya bobok dengan lega." Ya, aku lega! Aku bahagia dengan kemampuan yang diberikan Tuhan padaku melalui didikan orang tuaku, didikan untuk melakukan pekerjaan rumahku sendiri.

Ku scroll down hape android lungsuran suamiku, membaca kisah-kisah lain di newsfeedku. "Anjriiiiit! Kalau gak ngajak kenapa sih?? Aku kan mau punya urusan sendiri! Aku gak takut kamu digandeng orang kok!" DOENG!! Kurang lebih bunyi itulah yg terdengar dari otakku sendiri ketika membaca status yang sudah pasti ditujukan Nelli pada suaminya itu.

Oh ternyata itulah kenyataan hidup! Ya sudah, aku mau menikmati hidupku dulu. Ini sudah jam 5 sore, suami dan anakku sudah di sisiku, sedang ribut-ribut saling menindih dengan heboh, ya apalagi kalau tidak sedang silat-silatan!  Aku mau menikmati hidupku yang sempurna ini dulu ya.

*Salam dari rumah mungil tanpa pembantu dengan hidangan yg sangat sederhana.*

Comments

Popular Posts