Skip to main content

Featured

Part 1 Caregiver Life: Indera Ke-6 Mamiku

Sekitar pertengahan Juli kami mendengar kabar yang kurang menyenangkan. Izinkan aku memulai cerita dari sehari sebelumnya, waktu itu mamiku bilang ke aku dengan wajah serius, "Nik, oma Ewet tuh kondisinya yak apa?" "Ya gitu deh, hasil lab masih belum keluar," jawabku. "Kenapa Oma?" aku tanya balik ke mami, karena merasa heran, tumben dia nanya kondisi besannya. "Tadi malam mami mimpi lihat oma Ewet di-make up cantik sekali, rambutnya pakai kayak bunga-bunga gitu. Trus ada keluarganya kumpul-kumpul semua, mami bantu jaga anak-anak kecil keluarganya oma Ewet," kata mami serius. "Wah, kita doakan aja semoga gak ada apa-apa," kataku mulai kawatir. "Iya," sahut mami, lalu kami pun melanjutkan kesibukan kami masing-masing. Mami tuh ibu kandungku, dia tinggal bersamaku. Dia termasuk orang dengan sixth sense. Sudah banyak firasat yang dia dapat itu terbukti benar. Dulu ketika aku hamil, dia tahu duluan sebelum aku kasi tahu, setelah d

Nyanyian Jiwa (Book Review)

Buku puisi. Wow... tak terpikir bahwa saya akan membuka sebuah buku puisi! Sejak dulu saya tak suka puisi. Tiap kali saya mendengar atau membaca kata puisi, yang muncul pertama kali dalam pikiran saya adalah : barisan kata-kata bermakna kesedihan. Saya tak suka segala tulisan yang mengandung makna kesedihan. Bagi saya, sebuah bacaan itu harus menghibur dan mengisi otak saya dengan pengetahuan, bukan kesedihan. OK, saya kedengaran egois ya... no problem, semua orang punya preferensinya masing-masing, dan inilah preferensi saya.

Suatu ketika, saya membuka facebook, saya mendapat kabar bahwa seorang teman saya membuat buku, BUKU PUISI! Why puisi?? Itulah yang ada dalam benak saya. Tapi pada waktu itu ada sebuah pemikiran lain, saya mau buka pikiran saya untuk menikmati tulisan teman saya ini, saya mau sedikit memahami pemikirannya melalui tulisannya.

Ternyata, setelah membaca buku setebal 107 halaman ini, saya mendapati isinya persis dengan sosok penulisnya! Seseorang yang akrab, kritis, dan humoris! Di bawah ini adalah salah satu puisinya yang menurut saya mengandung humor :


Well, meskipun begitu, ada bagian-bagian yang membuat saya sangat terharu. Beberapa puisi yang benar-benar menunjukkan posisi seorang Alfiyah sebagai istri, kesayangan almarhum suaminya, dan posisinya sebagai anak, juga sebagai ibu dari anak-anaknya. Benar-benar menyentuh dan bisa menjadi nyata melalui tulisan yang berkata jujur, tidak idealis.

Buku puisi ini tidak terkesan berat, seperti buku puisi yang dulu-dulu pernah saya baca, hingga membuat saya menolak baca puisi. Tulisannya sangat ringan, mudah dicerna oleh quick reader seperti saya, namun tetap berada dalam koridor puisi yang menarik. Semoga buku-buku Alfiyah selanjutnya tetap mencerminkan pribadi penulis seperti saat ini, tidak terlalu idealis, tetap jujur dan ringan, sehingga seorang ibu rumah tangga seperti saya tetap bisa menikmati karya puisi yang indah. 

Comments

Popular Posts