Skip to main content

Featured

Part 1 Caregiver Life: Indera Ke-6 Mamiku

Sekitar pertengahan Juli kami mendengar kabar yang kurang menyenangkan. Izinkan aku memulai cerita dari sehari sebelumnya, waktu itu mamiku bilang ke aku dengan wajah serius, "Nik, oma Ewet tuh kondisinya yak apa?" "Ya gitu deh, hasil lab masih belum keluar," jawabku. "Kenapa Oma?" aku tanya balik ke mami, karena merasa heran, tumben dia nanya kondisi besannya. "Tadi malam mami mimpi lihat oma Ewet di-make up cantik sekali, rambutnya pakai kayak bunga-bunga gitu. Trus ada keluarganya kumpul-kumpul semua, mami bantu jaga anak-anak kecil keluarganya oma Ewet," kata mami serius. "Wah, kita doakan aja semoga gak ada apa-apa," kataku mulai kawatir. "Iya," sahut mami, lalu kami pun melanjutkan kesibukan kami masing-masing. Mami tuh ibu kandungku, dia tinggal bersamaku. Dia termasuk orang dengan sixth sense. Sudah banyak firasat yang dia dapat itu terbukti benar. Dulu ketika aku hamil, dia tahu duluan sebelum aku kasi tahu, setelah d

Ahayyy... Saya Jadi Pedagang Kaki Lima! (PKL)

Stand kaki lima kami

Resmi sejak April 2013, sejak bergabung dengan Pasar Handmade, saya menjadi pedagang kaki lima atau yang biasa disingkat PKL. Iya... pedagang kaki lima yang itu... yang sering digusur, yang sering sikut-sikutan dengan sesama pedagang, yang dagangannya ditawar sama pembeli, hahahaha....

Mungkin bagi beberapa teman ini adalah hal yang memalukan dan gak kebayang untuk dilakukan. Tapi, bagi beberapa orang yang lain, tindakan ini bisa menjadi inspirasi yang menyemangati. Terbukti dari adanya peniru-peniru konsep hingga nama pasar kami... fiuh! Itulah kehidupan!

Menyenangkan! Itulah yang saya rasakan, walaupun memang ada rasa lelah. Saya senang dengan situasinya, semangatnya, pertemanannya, displaynya, dan berbagai situasi pendukung lain, selain tentang keuntungan keuangan yang didapat.

Setiap kali kami ber-CarShop (istilah kami sebagai pedagang kaki lima), selalu ada teman yang mengunjungi. Teman sehobi, dengan pertemanan yang tulus dan menyenangkan. Mereka selalu menebar semangat. Tidak hanya itu, mereka juga datang membawakan kue, minuman, dan sebagainya. Kami pun selalu sharing berbagai hal dalam suasana yang menyenangkan. Kehangatan pertemanan inilah yang sulit ditemukan dalam gaya bisnis yang lain.

Menjelang Ramadhan, kami gencar berjualan kaki lima. Seringnya di area Perumahan Taman Pinang Sidoarjo, tepatnya di depan resto Qen-di. Di tempat inilah saya benar-benar merasakan diri sebagai seorang PKL, karena posisi kami yang tepat di pinggir jalan. Berbeda dengan sebelum-sebelumnya, ketika kami ambil posisi di Taman Bungkul Surabaya dan di GOR Sidoarjo, kedua tempat ini memiliki area yang tidak tepat di pinggir jalan biasa.

Benar-benar suatu pengalaman baru yang tak terbayangkan sebelumnya. Pengalaman berharga yang ingin saya ulang again and again ... hehehe ... selain itu saya juga bisa membantu para crafter untuk mengangkat kreativitas mereka di masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang akan makin menyukai handmade.

Saya benar-benar bersyukur bisa mendapatkan pengalaman ini. Benar-benar tak terbayang, karena ini sebuah jenis pekerjaan yang jarang bisa diterima oleh orang-orang dengan kondisi seperti saya. Bahkan cenderung direndahkan. Saran saya, sebelum merendahkan suatu jenis pekerjaan yang halal, selidiki dulu, jalani dulu. Hati yang riang gembira adalah sebuah kekuatan, hati yang penuh gerutuan adalah sumber dari banyak penyakit!

Comments

  1. Sis... bole tanya?? Jualan d taman pinang itu sistemnya gimana y?? Mksdnya utk tempat siapa cepat dia dapat, atau ada yg mengatur?? Thx

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di beberapa spot ada yang mengatur, terutama spot2 yg dianggap strategis. Tapi spot yg lain sistemnya siapa cepat dia dapat.

      Delete

Post a Comment

Popular Posts