Skip to main content

Merawat Diabetes Type 1 Dengan BPJS

Kemarin untuk pertama kalinya saya memakai fasilitas BPJS untuk merawat diabetes type 1 saya. Pertama-tama saya datang ke puskesmas, sebagai faskes 1 yang saya pilih, di sana saya minta surat rujukan. Namanya saja puskesmas ya... pasti ngantri. Sebetulnya, kalau datang ke faskes 1 ini kita tidak bisa langsung minta surat rujukan. Tapi diperiksa dulu, apakah memang perlu surat rujukan. Nah, karena saya ini sudah tahu tentang diabetes saya yang tak bisa ditangani dengan obat saja, dan datang dengan maksud untuk minta surat rujukan, maka ketika menghadap dokter saya pun mempersuasi dokter supaya memberi surat rujukan. Kalau cuma ngomong bahwa saya diabetes, pasti saya gak akan dikasi rujukan, tapi tetap dikasi obat biasa yang memang sudah gak bisa kerja di tubuh saya, percuma saja. Pukul 10:30 surat rujukan saya pun siap di-fotocopy, saya sekalian fotocopy 10 lembar daripada mesti bolak-balik.

Setelah itu saya meluncur ke RSUD Sidoarjo. Seorang teman sudah ngasi tahu, supaya datang siang saja kalau mau berobat dengan BPJS di RSUD karena datang pagi maupun siang ngantrinya sama saja! Hehehe... lebih untung yang datang siang dong. Betul juga, begitu saya datang langsung bisa daftar di loket BPJS, tidak perlu antri lagi.

Setelah itu saya masukkan berkas pendaftaran ke antrian di poli internist. Saya tanyakan ke petugas di sana, katanya mungkin sekitar 1 jam barulah dipanggil. Saya manfaatkan waktu "1 jam" itu untuk makan siang di kantin VIP. Sekitar 30 menit kemudian saya dan suami kembali ke poli internist, eh ternyata kami langsung dipanggil masuk, itu berarti tidak sampai 1 jam.

Di dalam poli, kami masih mengantri lagi untuk pemeriksaan awal dan pemeriksaan utama oleh dokter spesialis penyakit dalam. Tapi proses ngantri ini terbayar sudah oleh dokter yang komunikatif dan tidak pelit info. Sekitar jam 12:30 urusan pemeriksaan dan administrasi di poli internist selesai, dan kami pun pergi menebus resep di apotek RSUD.

Setelah meletakkan resep, saya dan suami kembali berjalan ke kantin untuk mencari camilan dan membuang waktu karena kami lihat antrian apotek sungguh luar biasa. Benar saja! Jam 14:30 obat baru kami terima. Duh, capeknya mengantri selama itu... tapi ya seimbanglah dengan nilai nominal obat dan pemeriksaan yang kami dapat. Jika saya periksa tanpa BPJS, bisa dipastikan kami harus keluar uang sejumlah sekitar Rp. 700.000 untuk menebus obat dan insulin jatah 1 bulan. Tapi dengan BPJS semuanya gratis, padahal saya masih bayar iuran sebanyak 3 kali. Lumayaaaan.... Oiya, pendaftaran kontrol dokter atau lab dengan BPJS berlaku 2 hari, sehingga kalau anda datang ke rumah sakit atau praktek dokter spesialis dan besoknya harus kembali lagi tak perlu mengantri pendaftaran, bisa langsung antri dokter.

Comments

Popular Posts