Search This Blog
Sebuah hidup diantara anak, suami, ibu, crafting, writing, cooking, home educating, dan travelling
Featured
- Get link
- X
- Other Apps
Labels
Keistimewaan Kuala Enok
Sejak kembali dari mudik, kami dihadapkan pada berbagai keistimewaan lain daerah Kuala Enok ini. Pertama sudah jelas, kami berhadapan dengan kabut asap hasil pembukaan lahan di Jambi (Kuala Enok di Riau). Setiap pagi hingga siang pandangan berasap. Kalau jalan-jalan di perkampungan saya sering klilipan, biasanya gak pernah. Akibatnya kami rada enggan mau keluar mess. Sore hari kabut asap lumayan bersih, mungkin karena perubahan arah angin.
Lalu, air pasang di sini ternyata tidak bisa diramalkan jamnya! Kadang jam 1 malam air sudah tergenang di depan rumah, kadang jam 4 subuh baru tergenang (seperti subuh ini). Beberapa malam ini air cenderung pasang naik, kalau sudah pasang naik gini "alarm"nya bunyi, yaitu WC sering bunyi "blup blup blup......" :D alarm inilah yang sering bikin saya bangun dan menyadari terjadinya pasang naik. Air pasang juga menyebabkan banyak water monitor (biawak yang hidupnya di dalam air), dan ular jadi rajin keluar... gak hanya binatang melata, tapi juga nyamuk! Aduuuuh nyamuknya banyaaaaak sekali!
Nah, yang mengerikan tuh kemarin sore menjelang malam. Setelah makan malam kami bermaksud menuju dapur untuk mengembalikan piring dan perlengkapan makan, eh ternyata suasana kebun dan area luar lainnya gelap gulita! Hanya lampu dari kamar-kamar saja yang menyala. Sesampainya di dapur saya bertanya ke mbak di sana, mengapa lampunya mati semua? Dijawab: "Ada serangan lebah (=tawon) Bu, hati-hati kalau jalan, cepat masuk kamar deh Bu!" Waduh benar juga, dengan sisa penerangan melik-melik di sekitar dapur saya bisa lihat gerombolan tawon! Secepat mungkin saya jalan menuju kamar, tanpa lari, supaya tidak menarik perhatian gerombolan itu untuk mengejar saya! Lalu tak lama kemudian saya mendengar suara bapak-bapak melakukan fogging di luar. Hingga berita ini diturunkan (ciiieeeeee....) lampu luar mess belum ada yang dinyalakan!
Selain hal-hal yang tampak sebagai "bencana" ini, kami juga mendapat keberuntungan, yaitu dengan bisa makan kentos/gandos/tombong seperti yang fotonya saya posting kemarin! Ini kesempatan langka, dan baru di usia 40 ini saya berhasil makan, selama ini hanya teriming-iming omongan orang. Beruntung anak saya, bisa menikmatinya di usia muda dengan keberlimpahan, puji Tuhan!
Itu sekelumit cerita dari area "in the middle of nowhere" ini :D
Comments
Post a Comment