Skip to main content

Featured

Part 1 Caregiver Life: Indera Ke-6 Mamiku

Sekitar pertengahan Juli kami mendengar kabar yang kurang menyenangkan. Izinkan aku memulai cerita dari sehari sebelumnya, waktu itu mamiku bilang ke aku dengan wajah serius, "Nik, oma Ewet tuh kondisinya yak apa?" "Ya gitu deh, hasil lab masih belum keluar," jawabku. "Kenapa Oma?" aku tanya balik ke mami, karena merasa heran, tumben dia nanya kondisi besannya. "Tadi malam mami mimpi lihat oma Ewet di-make up cantik sekali, rambutnya pakai kayak bunga-bunga gitu. Trus ada keluarganya kumpul-kumpul semua, mami bantu jaga anak-anak kecil keluarganya oma Ewet," kata mami serius. "Wah, kita doakan aja semoga gak ada apa-apa," kataku mulai kawatir. "Iya," sahut mami, lalu kami pun melanjutkan kesibukan kami masing-masing. Mami tuh ibu kandungku, dia tinggal bersamaku. Dia termasuk orang dengan sixth sense. Sudah banyak firasat yang dia dapat itu terbukti benar. Dulu ketika aku hamil, dia tahu duluan sebelum aku kasi tahu, setelah d

Kesombongan, Kebanggaan, dan Memberi Informasi

Status dari seorang teman di facebook sangat menggelitik saya untuk menulis tentang beda ketiga hal tersebut di judul artikel ini :

  • Kesombongan (Arrogant)
  • Kebanggaan (Proud)
  • Memberi informasi (Informing)

Dalam bahasa Inggris :

ar·ro·gant
adj.

1. Having or displaying a sense of overbearing self-worth or self-importance.
2. Marked by or arising from a feeling or assumption of one's superiority toward others: an arrogant contempt for the weak.



Proud
Proud(adjective) means feeling greatly honoured or pleased(proud to know him)



Informing
A speech act that conveys information


________________________________________


Dalam bahasa Indonesia :

Sombong
menghargai diri secara berlebihan;

Bangga
besar hati; merasa gagah (krn mempunyai keunggulan)


Memberi Informasi
menerang-kan; memberitahukan



Ketiganya adalah hal yang berbeda. Penilaian seseorang tentang orang lain kadang dipengaruhi perasaan pribadi, dan ini bisa dengan mudah membuat interpretasi tiap kata menjadi salah.

Seperti misalnya orang yang memberi informasi tentang sesuatu hal ternyata dianggap sombong. Namun, cara bicara, intonasi, atau cara penulisan suatu informasi juga bisa merujuk pada kondisi orang yang bicara atau menuliskannya.

Maka, untuk menilai bagaimana kondisi internal dan perasaan si pembuat pernyataan kita harus benar-benar teliti, tidak langsung menghakimi.

Begitu juga dalam menyampaikan sesuatu, kita harus berhati-hati supaya penerima informasi tidak salah sangka terhadap kita.

Comments

Popular Posts