Search This Blog
Sebuah hidup diantara anak, suami, ibu, crafting, writing, cooking, home educating, dan travelling
Featured
- Get link
- X
- Other Apps
Labels
Masa Peralihan
Ada masanya dalam hidupku aku mengalami peralihan sudut pandang. Maksudnya, ke arah mana pandanganku tersorot. Dimulai ketika gabung di berbagai mailing list pilihan, tiada hari tanpa melototin inbox. Ketika facebook baru hadir dalam hidupku, tiada hari kulewatkan sedikit pun tanpa membuka status teman, apalagi waktu itu facebook terasa lebih casual daripada milis. Ketika Second Life hadir, hampir 12 jam statusku di sana online terus, hingga mengembangkan bisnis juga di sana.
Lama kelamaan facebook pun tercemar dengan berbagai kepentingan, mulai dari penjual yang obsesif kompulsif banget dalam menawarkan dagangan, hingga orang-orang yang ingin mencuci otak sesamanya melalui pemuatan tulisan-tulisan singkat ideologinya. Dengan kondisi ini, apakah manusia bisa jadi dirinya sendiri? Apakah manusia diijinkan berpikir sendiri secara mandiri? Malah kecenderungannya, orang-orang dalam "mutual friend" itu memiliki pemikiran dan ide-ide yang sama, seragam, dan cenderung menyetujui pendapat dari orang yang dianggap "pemimpin". Ini sama sekali salah!
Manusia memiliki keinginan bebas, memiliki kemandirian. Hakekat manusia adalah bebas, kreatif, dan mandiri. Walaupun memang ada sebagian orang yang merasa lebih nyaman dengan mengikuti orang lain. Namun aku tidak demikian. Oleh karena sifat dasarku yang tidak ingin terikat dalam idealisme orang lain, tak ingin ikut arus mengadili kesalahan orang lain secara membabi buta, maka Facebook tak lagi kurasa nyaman.
Tapi berhubung masih banyak temanku yang sejati, yang baik, dan yang bisa saling mendukung yang tinggal di dalam facebook, maka aku pun masih mempertahankannya hanya agar bisa saling terhubung saja walaupun tidak se-intens dulu.
Sekarang hadir Google+ dengan segala keasyikannya yang baru. Disini aku bertekad memulai masa-masa baru dalam menjaring relasi. Yaitu relasi yang intens, saling mendukung, saling share, tidak menggelapkan hari-hari, tidak berisi relasi kosong hanya demi jumlah teman yang tampak banyak. Selain itu Google+ juga memungkinkan aku dan anakku untuk kontak dengan suami melalui video conference yang lancar. Sangat menyenangkan ^_^ ... sambil menunggu teman-teman pakai video juga di G+ biar bisa saling pandang muka.
Semoga arena pertemanan yang satu ini tidak tercemar. Tapi bagiku yang paling menyenangkan memang adalah blogging :))
Comments
Post a Comment