Search This Blog
Sebuah hidup diantara anak, suami, ibu, crafting, writing, cooking, home educating, dan travelling
Featured
- Get link
- X
- Other Apps
Labels
Stop Is Life When You Have To Stop
Hari ini pekerjaan rumah saya selesai pukul 10.30, padahal biasanya 09.30 sudah selesai. Saya merasa memang ada yg aneh dengan diri saya, karena gerakan saya melambat, lebih lambat daripada biasanya. Entah kenapa. Tapi ini tidak membuat saya merasa kehilangan waktu. Saya belajar untuk tidak menyesali hari-hari, waktu demi waktu hanya karena waktu itu berjalan begitu saja dan saya bergerak mengikutinya dengan lambat. Saya berusaha memahami bahwa kadang tubuh saya berusaha melambatkan iramanya, dan ini saya pahami sebagai bentuk usaha tubuh untuk menjaga keseimbangan dan kesehatannya.
Tubuh yang terus menerus bergerak dengan cepat, membuat jantung berdetak dengan lebih cepat pula. Dan jika ini dilakukan tiap hari, jelas akan cepat lelah. Kelelahan adalah tanda bahwa tubuh sedang kelebihan beban. Bahkan truk pun kalau kelebihan beban akan mengalami kerusakan, begitu juga dengan tubuh kita. Sebelum tubuh mengalami kerusakan, ada baiknya dilakukan istirahat, melambatkan gerak, dan mulai recharge dengan makanan sehat alami.
Saya ingat suatu quote yang entah siapa penciptanya : "Stop is life when you have to stop." Saya pikir ini benar. Jangan sesali diri pribadi yang melambat, jangan tolak tiap sinyal untuk istirahat. Karena kita sangat dibutuhkan orang-orang sekitar kita, dan untuk berkarya bagi mereka kita harus sehat. Istirahat satu hari adalah lebih baik daripada menderita sakit satu minggu.
Comments
Post a Comment