Search This Blog
Sebuah hidup diantara anak, suami, ibu, crafting, writing, cooking, home educating, dan travelling
Featured
- Get link
- Other Apps
Labels
Learn To Be Me - 4 : Sepatuku VS Sepatumu
sumber gambar |
Perbedaan cara berjalan yang sangat individual sifatnya ini mampu merubah bentuk sepatu dengan sangat individual pula. Akibatnya, Jika si A berkata bahwa sepatunya sangat nyaman, belum tentu sepatu itu akan nyaman pula bagi si B dan si C, dst.
Lalu mengapa kita memaksakan orang lain memakai sepatu yang kita sebut nyaman itu? Mengapa kita memakaikan ukuran kita pada orang lain?
Kemarahan saya yang pertama adalah akibat ketidakkonsistenan seorang teman. Bukannya sangat kaku, tapi saya memang tidak suka orang yang, dalam bahasa jawa, mencla-mencle. Dengan mencla-mencle apakah dia bisa dipercaya? Tentu TIDAK! Itu sebabnya pula saya selalu tekankan pada anak saya supaya tidak mencla-mencle. Menjadi orang yang bisa dipercaya adalah suatu aset yang bisa membawa pada keberhasilan dan kesuksesan mencapai cita-cita dan kebahagiaan hidup.
OK-lah, itu ukuran "sepatu" saya, yang saya kenakan pada orang lain, dan akibatnya saya sendiri yang merasa marah, si orangnya sendiri tidak merasa salah. Saya jadi sadar bahwa saya salah, bukan tanggung jawab saya untuk mendidiknya yang telah dewasa dan notabene bukan anak saya.
Tapi kemudian, karena kemarahan saya ini, ada orang lain yang memaksa saya memakai sepatunya! Jelas tidak mau. Baiklah kita menyimpan sepatu kita untuk diri kita sendiri. Bahkan terhadap anak pun, pada siapa saya bertanggung jawab untuk mendidik, saya tak layak memakaikan sepatu saya padanya. Kenyamanan sepatu kita bukan untuk disombongkan. Tapi untuk kita rasakan sendiri.
Ketika ada yang bertanya : "Bagaimana sepatumu kok bisa tampak sangat nyaman buatmu?" barulah kita bisa memaparkannya, tapi bukan untuk memaksa orang lain memakai sepatu kita.
Comments
Post a Comment