Skip to main content

Featured

Part 1 Caregiver Life: Indera Ke-6 Mamiku

Sekitar pertengahan Juli kami mendengar kabar yang kurang menyenangkan. Izinkan aku memulai cerita dari sehari sebelumnya, waktu itu mamiku bilang ke aku dengan wajah serius, "Nik, oma Ewet tuh kondisinya yak apa?" "Ya gitu deh, hasil lab masih belum keluar," jawabku. "Kenapa Oma?" aku tanya balik ke mami, karena merasa heran, tumben dia nanya kondisi besannya. "Tadi malam mami mimpi lihat oma Ewet di-make up cantik sekali, rambutnya pakai kayak bunga-bunga gitu. Trus ada keluarganya kumpul-kumpul semua, mami bantu jaga anak-anak kecil keluarganya oma Ewet," kata mami serius. "Wah, kita doakan aja semoga gak ada apa-apa," kataku mulai kawatir. "Iya," sahut mami, lalu kami pun melanjutkan kesibukan kami masing-masing. Mami tuh ibu kandungku, dia tinggal bersamaku. Dia termasuk orang dengan sixth sense. Sudah banyak firasat yang dia dapat itu terbukti benar. Dulu ketika aku hamil, dia tahu duluan sebelum aku kasi tahu, setelah d

G+ Dan Pembelajaran Home Education

G+ adalah sebuah sosial media dari Google. Selama ini, sosial media diasosiasikan dengan aktivitas yang sia-sia, aktivitas yang hanya menyalurkan kegalauan ABG, walau tak jarang pula digunakan untuk menyebarkan tulisan-tulisan yang membangun, mendidik, dan mengembangkan kepribadian. Kadang juga dipakai untuk menyampaikan berita.

Saya ingin memanfaatkan sosial media menjadi media edukasi, yang melaluinya anak bisa belajar. Saya memilih G+ karena tidak banyak dicemari oleh iklan, seperti Facebook, tidak dengan mudah diikuti oleh orang lain atau melihat tulisan orang lain, seperti Twitter, tidak banyak disarankan untuk join ini-itu seperti sosial media yang lain. Dengan kata lain, G+ masih bersih, belum banyak tercemar.

Bagaimana caranya? Saya memberikan link-link apa yang perlu dipelajari oleh anak melalui G+. Anak saya membuka G+ dan bisa langsung klik pada link yang saya berikan. Selain itu, anak saya juga setor hasil belajarnya melalui G+, baik itu berupa laporan dalam bentuk grafik, atau tulisan. Semua terekam di G+.

Walaupun kami berada dalam satu atap, cara ini lebih berhasil daripada cara belajar yang konvensional, karena saya tidak perlu banyak mengingatkan anak. Anak bebas mau belajar kapan saja, asalkan target belajar satu hari itu tercapai. Karena semua tercatat di G+.

Comments

Popular Posts