Search This Blog
Sebuah hidup diantara anak, suami, ibu, crafting, writing, cooking, home educating, dan travelling
Featured
- Get link
- Other Apps
Labels
G+ Dan Pembelajaran Home Education
G+ adalah sebuah sosial media dari Google. Selama ini, sosial media diasosiasikan dengan aktivitas yang sia-sia, aktivitas yang hanya menyalurkan kegalauan ABG, walau tak jarang pula digunakan untuk menyebarkan tulisan-tulisan yang membangun, mendidik, dan mengembangkan kepribadian. Kadang juga dipakai untuk menyampaikan berita.
Saya ingin memanfaatkan sosial media menjadi media edukasi, yang melaluinya anak bisa belajar. Saya memilih G+ karena tidak banyak dicemari oleh iklan, seperti Facebook, tidak dengan mudah diikuti oleh orang lain atau melihat tulisan orang lain, seperti Twitter, tidak banyak disarankan untuk join ini-itu seperti sosial media yang lain. Dengan kata lain, G+ masih bersih, belum banyak tercemar.
Bagaimana caranya? Saya memberikan link-link apa yang perlu dipelajari oleh anak melalui G+. Anak saya membuka G+ dan bisa langsung klik pada link yang saya berikan. Selain itu, anak saya juga setor hasil belajarnya melalui G+, baik itu berupa laporan dalam bentuk grafik, atau tulisan. Semua terekam di G+.
Walaupun kami berada dalam satu atap, cara ini lebih berhasil daripada cara belajar yang konvensional, karena saya tidak perlu banyak mengingatkan anak. Anak bebas mau belajar kapan saja, asalkan target belajar satu hari itu tercapai. Karena semua tercatat di G+.
Saya ingin memanfaatkan sosial media menjadi media edukasi, yang melaluinya anak bisa belajar. Saya memilih G+ karena tidak banyak dicemari oleh iklan, seperti Facebook, tidak dengan mudah diikuti oleh orang lain atau melihat tulisan orang lain, seperti Twitter, tidak banyak disarankan untuk join ini-itu seperti sosial media yang lain. Dengan kata lain, G+ masih bersih, belum banyak tercemar.
Bagaimana caranya? Saya memberikan link-link apa yang perlu dipelajari oleh anak melalui G+. Anak saya membuka G+ dan bisa langsung klik pada link yang saya berikan. Selain itu, anak saya juga setor hasil belajarnya melalui G+, baik itu berupa laporan dalam bentuk grafik, atau tulisan. Semua terekam di G+.
Walaupun kami berada dalam satu atap, cara ini lebih berhasil daripada cara belajar yang konvensional, karena saya tidak perlu banyak mengingatkan anak. Anak bebas mau belajar kapan saja, asalkan target belajar satu hari itu tercapai. Karena semua tercatat di G+.
Comments
Post a Comment