Search This Blog
Sebuah hidup diantara anak, suami, ibu, crafting, writing, cooking, home educating, dan travelling
Featured
- Get link
- Other Apps
Mencoba Sarana BPJS Di Berbagai Rumkit
Pintu kembar di RSI Siti Hajar
Sikil traveler gak cuma menjejakkan kaki di tempat indah, nyaman, atau tempat wisata. Marilah kali ini kita mereview 2 rumah sakit dengan sarana BPJS-nya. Kita tahu bersama bahwa BPJS itu identik dengan 3 kata "antri luar biasa". Nah, gak trima dengan kondisi ini, saya menjelajah 2 rumah sakit di Sidoarjo: RSUD Sidoarjo dan RSI Siti Hajar. Dalam review ini saya gak akan mengatakan mana yang terbaik, hidup gak selalu tentang kompetisi, right? Saya hanya ingin menceritakan yang saya alami.
OK, awal memakai BPJS, saya memilih RSUD Sidoarjo, karena kayaknya hanya itu pilihannya... hahaha... itulah yang ada di pikiran saya waktu itu. Di RSUD, saya lebih memilih datang siang sekitar jam 11, daripada harus antri sejak pagi, karena antri pagi atau siang sama saja, pulangnya sama-sama jam 2 siang... hehehehe...
Di RSUD, pertama datang kita ambil antrian di satpam dekat pintu masuk poli. Eh tapi kadang ya... ada segebok nomor antrian di sebuah kotak dekat internist. Nah kalau jeli, saya korek-korek itu nomor-nomor antrian, dan dapatlah nomor antrian yang awal, saya pernah dapat 100 nomor lebih awal daripada yang saya dapat dari pak satpam! Asyik kan ya...
Loket BPJS di RSUD ada banyak, sekitar 8 loket. Layanannya lumayan cepat. Jadi, antri pendaftarannya gak masalah sama sekali, cepat walaupun bisa sampai dapat nomer antrai 700-an! Setelah antri sekitar setengah jam, gilirannya antri di poli penyakit dalam. Nah ini nih yang gawat! Bisa 1 jam-an baru ketemu dokter. Di poli ini ada 4 dokter yang siap memeriksa ratusan pasien dalam sehari. Setelah itu... antri lagi booook... antri administrasi poli penyakit dalam selama kurang lebih setengah jam. Di administrasi inilah data saya sebagai peserta BPJS dimasukkan, supaya RSUD bisa meng-klaim pembiayaan atas saya ke pengelola BPJS.
Setelah mendapatkan resep yang telah diolah secara administrasi itu, saya menuju apotek. Antri lagi doooong... hahahaha... eh sudah berapa lapis ya tadi antrinya? 4 lapis kue antri! Hihihihi... Bagi saya, yang paling menyiksa ya antri di apotek ini, karena bisa sampai 2 jam. Bayangin aja, apotek ini harus nangani resep dari seluruh poli yang ada di RSUD... kebayangkan banyaknya! Setelah itu pulang...
Enaknya di RSUD ini kantinnya 2, yang satu model warung gitu, yang satunya kantin VIP, model pujasera ber-AC. Keduanya punya keunggulan masakan. Harganya pun tidak mahal, bisa dipilih yang sesuai isi dompet. Tapi untuk toilet saya lebih suka jalan agak jauh ke VIP, karena toiletnya sangat bersih. Itung-itung melemaskan otot kaki, daripada duduk terus dalam rangka antri.
RSUD ini punya ruangan dengan ventilasi yang gak begitu baik untuk sebuah tempat dengan banyak manusia. Aneka bau manusia bercampur aduk, apalagi kalau sudah waktunya antri apotek.. wuih... kan sudah pada berkeringat tuh... bauknyaaaaaa....
OK, sekarang giliran RSI Siti Hajar. Baru ini saya datang ke sana... salah timing! Terbiasa dengan pola di RSUD, gak bisa diterapkan di RSI Siti Hajar (berikutnya kita sebut dengan RSI). DI RSI, untuk antri BPJS lebih baik dimulai sejak subuh sekitar jam 05:30, tapi antrinya di loket umum, loket BPJS-nya belum buka. Gak papa.. bisa aja... sekalian bawa surat-surat yang diperlukan ya: fotocopy KTP, kartu BPJS, surat rujukan. Nanti akan langsung dapat nomor antri dokter.
Setelah itu ya pulanglah.. balik lagi waktu dokternya mulai praktek. Kalau di poli penyakit dalam, mulai praktek jam 10-an, setelah dokter melakukan visite pasien rawat inap. Dengan begini, antrinya gak kelamaan. Di sini dokternya hanya 1, dan pasien yang diperiksa puluhan. Oiya, apotek di RSI ini buka 24 jam. Jadi, proses pembelian obat gak perlu ditunggui, bisa diambil malamnya saja, daripada ngantri kelamaan. Tapi jangan lebih dari 24 jam ya... aturan BPJS gak mengijinkan itu. Resep yang diberikan pada hari itu harus ditebus hari itu juga. Kalau nggak ya mesti antri dokter lagi.
Satu nilai minus RSI bagi saya adalah: tidak ada kantin! Yang ada hanya minimarket. Jadi kalau mau makan ya harus keluar dari RSI, di sekitar situ banyak depot dan warung. Toilet RSI lumayan bersih, hanya saja airnya kotor banget... coklat warnanya! Gak banget deh pokoknya kalau mau untuk cebok.
Nah... ini dari pengalaman pribadi di-mix dengan pengalaman sesama pasien ya... untuk proses check-in rawat inap dengan BPJS, RSI lebih baik daripada RSUD (sorry ya RSUD.. ini kenyataan). Waktu itu di RSUD mertua saya lamaaaaa banget baru dapat kamar, sekitar 4 jamlah waktu itu... sampai capek dan habis duit banyak buat setor di vending machine-nya kopi. Beliin kopi buat anak dan keponakan. Mereka seneng proses belinya aja... kalau rasa kopinya sih standard banget. Kalau di RSi konon katanya cepet proses check in-nya, pasien bisa cepat masuk kamar sesuai kelas BPJS-nya.
Sudah, itu saja yang bisa saya ceritakan tentang kedua rumah sakit ini. Silakan dinilai sendiri mana yang sekiranya cocok untuk anda.
- Get link
- Other Apps
Comments
Boleh tanya gak bu soalnya baru dapat rujukan ke rsud Sidoarjo
ReplyDelete1. Persyaratan apa aja untuk kesana
Hanya fotocopy ktp, fotocopy kartu bpjs, dan fotocopy surat rujukan masing2 sebanyak 6 lembar
Delete