Skip to main content

Pindah Ke Tempat Yang Jauh

Barang-barang yang pindah dari Sidoarjo ke Kuala Enok

Yak, kami pindah rumah! Tidak hanya bergeser dari kota ke kota, tapi bergeser dari pulau ke pulau. Dari Jawa ke Sumatera. Dari Jawadwipa ke Swarnadwipa. Dari daerah padat menuju daerah "remote area", pedalaman.

Perpindahan ini persiapannya sangat singkat. Mulai Maret, hingga Mei awal. Singkat, karena lintas pulau. Persiapan yang kami lakukan antara lain:
- Memperlengkapi diri dengan surat-surat keluarga yang sah dan berlaku
- Memilah barang yang perlu dan tidak perlu dibawa
- Mengumpulkan kardus untuk memaket barang-barang
- Memikirkan cara pemeliharaan para kucing yang ditinggal
- Memikirkan kondisi rumah yang ditinggal
- Memikirkan kondisi komunitas yang ditinggal

Fiuh! Banyak ya... Itu antara lain karena sudah hampir 40 tahun saya tinggal di satu kota, tidak pernah pindah jauh, hanya geser dikiiit saja. Gak sampai 100 km.

Anyway, gak sreg rasanya kalau event besar gini gak mengandung pembelajaran untuk anak. Bagi saya harus ada yang bisa dipelajari anak untuk bekal hidupnya kelak dari event pindahan ini, apapun itu, baik tentang packing, tentang perjalanannya, atau perbekalan, termasuk stress dan time management-nya.

Dibalik foto ini ada hati yang penuh rasa berat dan sekaligus harapan

Yang paling awal kami ajarkan adalah kondisi tempat tinggal baru nanti. Ini sangat perlu untuk dipelajari anak sebelum tiba di tempat baru, karena menyangkut kemampuan adaptasi. Apalagi tempat baru kami sangat berbeda kondisi lingkungan, masyarakat, dan budayanya dibandingkan tempat asal. Bayangkan, dari tempat yang penuh fasilitas ke tempat yang minim fasilitas, dari tempat yang ramai ke tempat yang sepi, dari tempat yang "dekat mana-mana" ke tempat yang "jauh mana-mana", dari tempat yang "hanya daratan" ke tempat yang "hanya air".

Selama persiapan ini, banyak pertanyaan yang diajukan oleh anak, tapi yang paling utama adalah tentang internet dan komputer. Hahaha... dia kawatir dengan sarana itu. Padahal, ibunya juga kawatir! Hahahaha... Saya berulang kali meyakinkan suami tentang terpenuhinya kebutuhan listrik, internet, dan air bersih. Karena itu yang utama. Selain menanyakan pada suami, saya juga mencari informasi dari beberapa penduduk di sana... HAH?? Kok bisa? Ya bisalah... kan ada media sosial... Saya mencari blogger yang tinggal di Kuala Enok. Puji Tuhan saya bertemu dengan pemilik blog Lensa Kuala Terapung. Dari sana kami banyak mendapat info tentang kondisi bakal tempat tinggal kami, termasuk koneksi internetnya. Saya berpikir juga, jika pemilik blog ini bisa bikin blog serta upload banyak foto di blognya, tentu koneksi internet di Kuala Enok tidak buruk.


Pesawat yang membawa kami melintasi lautan dan pulau-pulau menuju tempat baru

Selama 2 bulan kami banyak browsing tentang Kuala Enok dari website manapun. Selama itu pula kami bertiga banyak berdiskusi tentang perjalanan kami. Termasuk alasan, mengapa kami pilih jalur melalui Batam yang butuh waktu lebih banyak di laut daripada jalur Jambi yang lebih banyak perjalanan daratnya. Itu karena anak kami lebih tahan terhadap guncangan ombak daripada terhadap guncangan jalan darat. Selain itu, jika melalui Jambi, kami harus menjalani transit pesawat selama minimal 2.5 jam! Ini tentu sangat menjemukan. Ada lagi keuntungan lain jika kami melalui Batam, yaitu kami bisa mengunjungi keluarga tante di sana.


Costarina Beach, menyempatkan diri berwisata walau sejenak

Sebagai perbandingannya, begini:
Melalui Jambi: pesawat ke Jakarta perjalanan sekitar 1 jam, transit 2.5 jam, lalu jalan lagi ke Jambi sekitar 1.5 jam. Setelah itu menginap di Jambi, besoknya naik travel ke Kuala Tungkal dengan durasi 5 jam. Lalu lanjut boat ke Kuala Enok selama 1 jam.
Melalui Batam: pesawat ke Batam perjalanan sekitar 2 jam, lalu di Batam kami menginap semalam di rumah tante (ini harus karena jadwal kapal ferry tidak ada yang sesuai dengan jadwal pesawat). Esoknya kami ke pelabuhan Sekupang untuk naik Ferry ke Kuala Enok. Perjalanan Ferry adalah sekitar 8 jam.


8 jam terayun-ayun di atas ferry, melalui lautan dan sungai-sungai Sumatera

Nah dengan kondisi perjalanan ini, kami melaluinya dengan sangat menyenangkan. Kami juga bisa jalan-jalan di kota Batam yang menarik, sekaligus menjalin keakraban dengan keluarga tante di sana.

Sesampai di tempat tinggal yang baru, kami melepas lelah yang teramat sangat. Puji Tuhan suasana yang tenang, dengan kerabat baru yang friendly membuat istirahat kami berlangsung cepat untuk memulihkan tenaga kami.


Pompong yang bawa kami dari dermaga Syahbandar ke dermaga tempat tinggal kami

Sampai saat ini, kami lihat anak kami bisa menyesuaikan diri dengan baik. Kondisi yang ada di sini tidak jauh dari yang kami diskusikan selama masih di Sidoarjo, ini membuat kehidupan baru anak kami lebih mudah dia jalani. Namun demikian, pendampingan psikologis tetap selalu kami berikan padanya, hingga kami bisa melihat bahwa dia baik-baik saja, tak ada tanda-tanda stress atau kesepian.

Hanya saja ada satu hal yang tidak kami duga sebelumnya: kondisi makanan. Jauh dari yang kami pikirkan! Makanan yang disajikan melimpah, lezat, dan dengan cara masak yang baik, yaitu yang tetap memelihara kesegaran bahan makanan sehingga gizinya tetap terjaga. Benar-benar Tuhan itu baik pada kami, sekarang, tinggal usaha kami untuk tetap berguna bagi sesama di tempat yang baru. Semoga cita-cita kami untuk berguna di sini mendapatkan kelancaran.


Teman-teman Klub Sinau, kepada siapa sebuah hati kutitipkan

Oiya, kami sampaikan banyak terima kasih pada dukungan moral dari teman-teman Klub Sinau, hingga menggelar farewell party seharian penuh dan mengantar kami ke bandara. Kami sangat terharu dengan persahabatan ini. Tak tahu dengan apa kami harus balas persahabatan yang indah ini. Saya sangat terharu hingga air mata menggenang sejak bertemu kalian, orangtua dan anak-anak Klub Sinau di Terminal 2 Juanda, hingga pesawat Garuda Indonesia yang kami naiki terbang melintasi lautan membawa kami pergi dari pulau Jawa. Persahabatan ini tidak akan saya lupakan, dan percayalah, hati dan kinerja saya akan ada untuk teman-teman Klub Sinau yang saya kasihi.

Comments

Popular Posts