Skip to main content

Puyengnya Orangtua Jaman Now Menghadapi Gadget Anak

Saya bukan ahli gadget, saya juga bukan orang yg tahu segalanya tentang apps. Tapi berdasarkan pengalaman mengasuh sendiri anak saya selama 13 tahun, ada berbagai cara untuk menghindarkan anak dari pornografi yg berasal dari gadget.



NAMUN, satu cara yang tidak mungkin berhasil (dan tidak pernah saya coba) adalah: melarang anak menggunakan gadget!

Anak jaman now beda dengan jaman old. Kalau jaman old bertemannya dengan komik dan buku. Jaman now bertemannya dengan gadget.

Ingatkah anda ketika dulu dilarang baca komik, apa yang terjadi? Sembunyi-sembunyi ke persewaan komik, lalu baca apapun yang ada di sana dengan rakus dan dengan dasar pemikiran: harus baca semua sebelum diketahui ortu! Gitu kan... lalu semua komik pun dilahap habis termasuk yang "begituan".

Anak jaman now juga gitu...
Kalau dilarang, mereka akan pinjam gadget temennya yang keamanannya malah sangat tidak terjamin!

Tapi ingatkah anda, ketika orangtua anda menjelaskan dengan baik-baik alasan mengapa ada batasan dalam membaca komik? Anda akan menghindarinya dengan sadar, bukan malah mengaksesnya diam-diam.

Begitu juga dengan anak jaman now...
Dampingi mereka, jelaskan mengapa tidak boleh yang itu, mengapa boleh yang ini. Jelaskan dengan cara yang mudah dipahami anak sesuai umurnya. Jangan berhenti sebelum anak paham!

Sebagai blogger, saya banyak membaca tentang berbagai filter yang digunakan untuk mengamankan akses anak-anak terhadap konten yang tidak sesuai. Tapi dari berbagai review itu, saya melihat masih ada celah yang bisa dijadikan jalan masuk. Dari sini saya belajar, bahwa tak satu pun apps/software/gadget filter atau pengaman itu yang bisa 100% mencegah akses anak terhadap konten negatif. Jadi ortu, jangan mengandalkan hanya dari apps/software/gadget ini saja sebagai usaha untuk melindungi anak anda ya...

Meletakkan komputer atau mewajibkan anak akses gadget di ruang keluarga, atau ruangan lain yang sering diakses ortu adalah salah satu cara untuk menghalangi konten negatif diserap oleh anak.

Ah intinya: jadi ortu gak boleh malas

Comments

Popular Posts